Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi membagikan rahasia dibalik penyelenggaraan musim haji 2020 yang terbilang sukses karena tidak ada kasus penularan Covid-19.
Dalam wawancara eksklusif yang dikutip di Arab News, Menteri Haji dan Umroh Muhammad Saleh bin Taher Benten mengatakan kunci kesuksesan mereka adalah pemanfaatan teknologi terbaru untuk meningkatkan kenyamanan berhaji.
Berbicara tentang upaya kementeriannya dalam mencegah penyebaran Covid-19, Benten mengatakan menerapkan tindakan pencegahan di setiap fase haji, dimulai dengan jamaah yang dikarantina di rumah. Mereka juga memperkenalkan karantina institusional dari hari keempat hingga kedelapan haji, memberi jamaah gelang elektronik, dan memberlakukan jarak sosial.
“Selama dua tahun berturut-turut, kementerian telah menggunakan platform elektronik melalui aplikasi smart card, dan memperhatikan kebutuhan khusus jamaah dalam hal pengorganisasian dan pengelolaan perjalanan. Platform tersebut adalah ID digital yang diberikan kepada jamaah haji yang secara langsung terhubung dengan aplikasi Haji Cerdas yang diawasi kementerian,” ujarnya dikutip di Arab News, Sabtu (17/10).
Dia mengatakan, ID digital berisi informasi pribadi, kesehatan, dan perumahan jamaah, seperti jumlah kelompok mereka, kursi bus, dan tempat tidur mana yang telah dialokasikan untuk mereka. “ID digital juga memungkinkan jamaah mengetahui program khusus mereka, titik kumpul, dan waktu keberangkatan. Apalagi kementerian mendaftarkan jamaah haji secara elektronik dengan menggunakan platform interaktif yang menghubungkan 52 sistem dan dilengkapi dengan 30 badan pemerintah dan nonpemerintah,” katanya.
Layanan berbasis teknologi tersebut, adalah bagian dari strategi kementerian membangun platform virtual untuk mengikuti perkembangan teknis yang dibutuhkan. Tujuan besarnya adalah mencapai tujuan Visi Saudi 2030 dalam pelayanan jamaah haji.
Menurutnya, setiap musim haji memiliki tantangannya sendiri, namun musim 2020 membuat kementerian mengalami ujian yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Setiap tahun, Arab Saudi memanfaatkan semua potensi dan energinya untuk menyukseskan musim haji, dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan jamaah,” katanya.
Benten juga membeberkan sejumlah fakta menarik dibalik keputusan penyelenggaraan haji di tengah pandemi. Menurutnya, ketika Arab Saudi mengambil keputusan mengadakan haji terbatas, mereka sangat mengedepankan protokol kesehatan dan tindakan pencegahan penyebaran virus.
Langkah ini diambil berdasarkan keputusan ilmiah dan studi penelitian menyeluruh yang akan memastikan jamaah haji dapat melakukan ritual haji dengan aman. Kementerian dan semua otoritas terkait haji juga telah belajar banyak dari pengalaman haji terakhir di mana jarak sosial diterapkan.
“Meski begitu, haji tahun lalu tetap berbeda dimana seluruh dunia menghadapi wabah Covid-19. Selama musim haji 2020, pemerintah Saudi menghadapi tantangan yang langka dan belum pernah terjadi sebelumnya, dan terima kasih kepada Tuhan, Kerajaan dapat mengatasinya,” katanya.
Menteri menjelaskan pelajaran yang paling penting, dan bagaimana hal itu dapat bermanfaat bagi musim-musim yang akan datang. Pertama, upaya penerapan jarak sosial di semua fase pergerakan jamaah.
Sedangkan untuk tempat tinggal jamaah, petugas melakukan tes terhadap semua jamaah dan pekerja. Terdapat pemerhati kesehatan untuk memastikan pedoman kesehatan terus terlaksana.
“Kementerian menerapkan protokol jarak sosial di semua fase para peziarah yang bergerak di antara tempat-tempat suci dengan membatasi kapasitas tempat duduk bus hingga 50 persen,” kata Benten.
Selain itu, bus 49 kursi telah ditetapkan untuk setiap kelompok yang terdiri dari 22 penumpang dan rute haji ditetapkan dengan jarak sosial. Langkah-langkah ini menghasilkan nol penularan Covid-19 antara jamaah dan penyedia layanan mereka,” katanya.
Menurut Benten, salah satu keberhasilan musim haji 2020 adalah kementerian dapat mempercepat proyek di tempat-tempat suci. Dia mengatakan, penyiapan dan perbaikan tempat suci, penyusunan skema komprehensif untuk memperluas kapasitas dan menerima jemaah haji terbanyak untuk mencapai kenyamanan, keaman
an, keselamatan dan dimensi lingkungan, mengurangi polusi dan mempelajari dimensi spasial, adalah salah satu inisiatif kementerian yang sangat menguntungkan.
“Kementerian selalu diuntungkan dari akumulasi pengalaman, proyek berskala besar dan personel untuk memberikan layanan terbaik dengan jenjang terbaik bagi jamaah,” ujarnya.
Dia menambahkan kementerian bertujuan mencatat waktu penerimaan jamaah melalui pusat terpadu untuk menganalisis data, meningkatkan efisiensi pengendalian massa dan intervensi cepat, mengurangi waktu untuk mengatur jamaah, dan mendistribusikan mereka secara merata. Bukan hanya bertujuan meningkatkan kenyamanan dan keamanan jamaah, Kementerian juga meluncurkan fasilitas bagi perusahaan dan stakeholder bidang haji dan umroh yang juga terdampak pandemi.
“Kementerian Haji dan Umroh telah memberikan banyak fasilitas kepada perusahaan-perusahaan ini sejak merebaknya pandemi Covid-19 melalui pengembangan pekerjaan dan mendorong merger dan investasi di perusahaan umroh,” kata Benten.
“Kementerian juga memberikan wewenang kepada perusahaan umroh untuk mengurangi modal mereka dalam daftar komersial menjadi sekitar Rp 2 juta, menutup pintu mereka selama satu tahun, dan menunda pembayaran pelanggaran yang tidak penting selama enam bulan,” ujarnya.
Kementerian juga meluncurkan unit klinik bisnis, yang merupakan salah satu programnya yang bertujuan membantu perusahaan meninjau mekanisme dan rencana operasional mereka. “Kementerian Haji dan Umroh juga akan menyelenggarakan banyak workshop dan program pelatihan bagi perusahaan umroh tentang strategi pemulihan dari krisis Covid-19 dan cara mengembangkan bisnis dengan efisiensi,” ujarnya.
https://www.arabnews.com/node/1750011/saudi-arabia