Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus adalah kelompok virus yang umumnya menjangkiti hewan. Hanya dalam kasus yang jarang terjadi dapat ditularkan pada hewan ke manusia, seperti yang terjadi di Wuhan, Cina.

Virus korona dapat membuat orang sakit radang paru-paru Wuhan atau radang paru-paru Cina. Penyakit ini berbeda dengan jenis pneumonia yang biasa disebabkan oleh jenis virus yang berbeda pula.

Bagian tubuh yang terserang biasanya mirip dengan flu biasa. Gejala-gejala yang muncul memuat pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam. Untuk demam, yang membedakannya dengan gejala penyakit lain adalah waktu serangan atau inkubasinya yang lebih lama, yaitu mencapai 14 hari.

WHO mengumumkan virus dapat menyebar dari kontak manusia dengan hewan dan manusia dengan manusia. Sampai saat ini belum diketahui hewan apa yang menyebarkan virus tersebut. Dugaan sementara menuju pada ular dan kelelawar.

Lantas bagaimana kita sebagai seorang muslim menyikapi hal ini? Pasti harus ada batasan-batasan syariat. Inilah sempurnanya Agama Islam, dalam kondisi musibah Islam telah mengatur bagaimana ummatnya harus, tidak hanya membahas ukuran saja, namun ada prinsip ketuhanan yang harus kita pegang dalam menyikapi musibah yang melanda.

Berikut adalah beberapa saran dari Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazaq Al-Badr (guru besar di Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi)

Pertama: Tawakkal kepada Allah

Setiap muslim ingin pasrah dan tawakkal kepada Allah. Ingatlah segala sesuatu atas perintah Allah dan sudah menjadi takdir-Nya. Ayat-ayat dan hadits-hadits berikut jadi renungan kita.

Dalil pertama,

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّه ُ ِ ُ َ َ َ َ َ َ َ

“ Tidak ada musibah pun yang menimpa seseorang selain dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada pendukung. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu . ” (QS. At-Taghabun: 11)

Dari Abul ‘Abbas’ Abdullah bin ‘Abbas  radhiyallahu’ anhuma , ia mengatakan bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك, وإن اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك, رفعت الأقلام وجفت الصحف

“ Ketahuilah persetujuan semua orang untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu selain dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun setuju untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu selain dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) sudah kering . ” (HR. Tirmidzi, dan mengatakan itu hadits ini hasan shahih).

Dari ‘Abdullah bin’ Amr bin Al-‘Ash  radhiyallahu ‘anhuma,  Nabi  shallallahu’ alaihi wa sallam  bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ

“ Allah telah mengambil takdir setiap pengumpulan 50.000 tahun sebelum mengumpulkan langit dan bumi. “(HR. Muslim, no. 2653)

Dalam hadits lainnya,

Lihat selengkapnya di sini. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

” Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah arsy, udara dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, ‘Tulislah.’ Pena mengatakan, ‘Apa yang harus saya tulis.’ Allah berfirman, ‘Tulislah takdir berbagai peristiwa dan yang terjadi selamanya.’ “(HR. Tirmidzi, no. 2155. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Kedua: Menjaga aturan Allah

Ingatlah jika kita meminta aturan Allah memerhatikan perintah dan menjauhi larangan, pasti Allah akan meminta kita pula.

Dalam Saran Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk  Ibnu’ Abbas  radhiyallahu ‘anhuma menerima  ,

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ،

” Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu .” (HR. Tirmidzi, no. 2516; Ahmad, 1: 293; Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 14: 408. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Ketiga: Ingatlah keadaan seorang mukmin antara bersyukur dan bersabar

Dari Shuhaib, katanya, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له

“ Sungguh menakjubkan situasi seorang mukmin. Seluruhnya itu baik. Ini dikeluarkan didapati pada mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik yang disetujui. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik disetujui. “(SDM. Muslim, no. 2999)

Keempat: Lakukan ikhtiar dan sebab

Lakukanlah sebab dan lakukan berbagai upaya uintuk mengobati penyakit. Berobat dan mencari alasan untuk membantah dengan tawakkal.

Dalam haditsjawab tentang khasiat kurma,

مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ

” Barangsiapa di pagi hari dapat memuat tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan bisa terlepas dan sihir pada hari itu .” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047).

Untuk membicarakan wabah, Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  meminta dalam hadits dari Usamah bin Zaid radhiyallahu’ anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا ، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ ، وأنْتُمْ ِ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ َ َ َّ َّ متفق عَلَيْهِ

“Jika kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. “Apa yang harus kulakukan ?” ( Muttafaqun ‘alaihi )

Kelima: Perkuat diri dengan dzikir, terutama sekali rutinkan dzikir pagi dan petang.

Dari ‘Utsman bin’ Affan  radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, Rasulullah  shallallahu’ alaihi wa sallam  bersabda,

ما من عبد يقول في صباح كل يوم ومساء كل ليلة: بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم, ثلاث مرات, إلا لم يضره شيء

“ Tidaklah seorang hamba memutuskan setiap pagi dari setiap pertemuan dan setiap petang dari setiap malamnya kalimat: BISMILLAHILLADZI LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA ‘WA HUWAS SAMII’UL’ ALIIM (dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang menimbulkan masalah di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak aka nada apa pun yang membahayakannya. “(HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). [SDM. Abu Daud, tidak. 5088; Tirmidzi, tidak. 3388; Ibnu Majah, tidak. 3388. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].

Dituliskan dalam hadits dari Abu Mas’ud Al-Badri  radhiyallahu ‘anhu  bahwasanya Nabi  shallallahu’ alaihi wa sallam  bersabda,

مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

” Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan .” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)

Juga ada anjuran membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.

وعن عبد الله بن خبيب – بضم الخاء المعجمة – – رضي الله عنه – قال: قال لي رسول الله – صلى الله عليه وسلم -: ((اقرأ: قل هو الله أحد, والمعوذتين حين تمسي وحين تصبح, ثلاث مرات تكفيك من كل شيء) ). رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي ، وَقاَلَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.

‘Abdullah bin Khubaib (dengan mendhammahkan kha’ mu’jamah) radhiyallahu ‘anhu, berkata, ” Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallamberjanji kepadaku, ‘Bacalah: Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlash) dan Al-Mu’awwidzatain (surah Al- Falaq dan An-Naas) saat petang dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka itu mencukupkanmu dari segala sesuatunya . ” (HR. Abu Daud, no. 5082 dan Tirmidzi, no. 3575. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Ini juga bacaan yang terkandung permohonan perlindungan dari sempurna mara bahaya, baca sekali kompilasi pagi dan petang:

اللهم إني أسألك العفو والعافية في الدنيا والآخرة, اللهم إني أسألك العفو والعافية في ديني ودنياي وأهلي ومالي اللهم استر عوراتى وآمن روعاتى. اللهم احفظني من بين يدي, ومن خلفي, وعن يميني وعن شمالي, ومن فوقي, وأعوذ بعظمتك أن أغتال من تحتي

ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FID DUNYAA WAL AAKHIROH. ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FII DIINII WA DUN-YAYA WA AHLII WA MAALII. ALLAHUMAS-TUR ‘AWROOTII WA AAMIN ROW’AATII. ALLAHUMMAHFAZH-NII MIM BAYNI YADAYYA WA MIN KHOLFII WA ‘AN YAMIINII WA ‘AN SYIMAALII WA MIN FAWQII WA A’UDZU BI ‘AZHOMATIK AN UGHTALA MIN TAHTII.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sungguh aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam di bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh). ” (HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

Keenam: Jangan percaya berita HOAX, dan pintar-pintar menyaring berita

Wajib bagi setiap muslim tidak hanyut dan terlena dengan kabar-kabar dusta atau biasa kita panggil dengan HOAX.

Misal berita-berita HOAX yang tersebar di media sosial dan WA:

  1. Kurma harus bersih karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar. Ini info yang tidak benar.
  2. Virus corona bisa disembuhkan dengan bawang putih. Faktanya, menurut Ahli vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, mengklaim bawang putih bisa menyembuhkan virus corona yang bisa dipastikan tidak benar alias hoaks. Menurutnya hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa membatalkan virus. Ditegaskan juga oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu yang belum ada vaksin maupun obat untuk Virus Corona baru ini.
  3. HP Xiaomi buatan China dapat menularkan virus corona. Yang benar-benar virus korona tidak bisa hidup jika menempel di benda mati.

Seorang muslim harus pandai menyikapi berita dengan kroscek terlebih dahulu:

يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين

“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang keamu orang fasik membawakan berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan satu musibah kepada kaum yang tidak mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu meminta bantuan atas tindakanmu itu. “(QS. Al Hujurat: 6).

Ketujuh: Bersabar

Allah  Ta’ala  berfirman,

ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين, الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون. أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

“ Dan sungguh-sungguh Kami akan memberikan cobaan kepadamu, dengan sedikit kesulitan, menerima, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan menerimalah berita gembira untuk orang-orang yang sabar. (yaitu) orangutan yang ditransfer ke musibah, mereka membantah: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan dikembalikan kepada Allah). Mereka yang menerima keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk . ” (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Penutup: Ingatlah, musibah yang paling besar adalah musibah yang menimpa agama, bukan musibah dunia.

Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam ‘ Syuabul-Iman’ , dari Syuraih Al-Qadhi  rahimahullah  ia berkata, “Sesungguhnya aku ditimpa musibah dan aku memohon kepada Allah karena empat hal:

  1. Aku menghargai Allah atas ujian yang tidak lebih besar dari yang menimpa ini.
  2. Aku menghargai Allah.
  3. Aku memuji Allah karena diberikan taufik mengeluarkan kalimat Istirja ‘( inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un ) hingga mengapai pahalanya.
  4. Aku menghargai Allah karena musibah yang menimpaku bukan musibah dalam agamaku. ”

Artikel lengkap dapat diakses di website resmi berikut ini:

https://rumaysho.com/23237-khutbah-jumat-menyikapi-virus-corona.html

Scroll to Top