Ibadah Haji dan Umroh, bagi umat muslim dunia adalah salah satu momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahu Wa Ta`aalaa. Disarankan hendaknya bersungguh-sungguh berdoa di tempat-tempat yang diyakini Allah Subhaanahu Wa Ta`aalaa tidak akan menolak jika umatnya berdoa di tempat tersebut.
Berikut ini adalah beberapa tempat yang paling mustajab untuk berdo`a di Tanah Suci Mekkah dan Madinah:
1. Multazam
Multazam, adalah tempat atau jarak antara sudut Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, Multazam merupakan tempat paling utama. Berdo`alah dan memohon ampunan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta`aalaa. Jika memungkinkan, pegang pintu Ka’bah lalu berdoa meminta kebaikan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi.
2. Hijr Ismail
Di bawah Mizab (pancuran Ka’bah), talang air ini terletak di arah Hijr Ismail. Pancuran ini belum ada di zaman Nabi Ibrahim dan talang ini dibuat suku Quraisy bersamaan dengan dibuatnya atap Ka’bah. Di bagian depannya tertulis lafal Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim, sedangkan pada sisi kirinya tertulis kalimat dalam bahasa Arab yang artinya, ‘talang ini diperbaharui pelayan dua tanah suci, Fahd bin Abdul aziz Al Sa’ud, Raja Arab Saudi. Usai berthawaf, jemaah haji atau umrah biasanya menyempatkan diri berlama-lama memanjatkan doa di sini.
3. Rukun Yamani
Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Rukun adalah sandi atau tiang, yakni 4 sudut Ka’bah yang diberi nama Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani. Rukun Aswad dikenal dengan Hajar Aswad merupakan posisi “batu hitam” yang menurut sebagian riwayat adalah batu dari surga yang menggantung setinggi 1,5 meter dari atas tanah. Saat Nabi Ibrahim `Alaihissalam dan Nabi Ismail `Alaihissalam mendapat perintah dari Allah Subhaanahu Wa Ta`aalaa untuk meninggikan pondasi Ka’bah, Hajar Aswad dijadikan salah satu fondasi.
4. Dalam Ka’bah
Di dalam Ka’bah, tentu sulit masuk ke dalam Ka’bah. Namun Rasullah Shallallaahu `Alaihi Wasallam pernah membawa Aisyah ra ke Hijir Ismail saat Aisyah meminta izin salat di dalam Ka’bah. Saat itu, Rasullah Shallallaahu `Alaihi Wasallam bersabda, “salatlah di sini kalau ingin salat di dalam Ka’bah, karena ini termasuk bagian dari Ka’bah”. Karena itu tidak dibenarkan seseorang berthawaf dalam area Hijr Ismail, karena Hijir Ismail merupakan bagian dari Ka’bah. Saat haji dan umrah, jamaah harus antre masuk ke dalam Hijr Ismail yang tidak terlalu luas. Usai salat sunah mutlak, mereka biasanya memuaskan diri berdoa di sini.
5. Sa`i antara Sofa dan Marwah
Sa’i adalah berjalan sebanyak 7 kali putaran antara bukit Shafa dan Marwah. Prosesnya dilakukan setelah thawaf, dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah. Tidak ada bacaan wajib. Namun disarankan berdoa sesuai kemampuan, dan beristigfar.
6. Belakang Maqam Ibrahim
Di belakang Maqam Ibrahim. Jika berhaji atau umrah, sesudah melaksanakan thawaf tujuh putaran dan berdoa sejenak di Multazam, umat Islam disunahkan shalat di belakang maqam Ibrahim. Maqam Ibrahim sendiri lokasinya masih di dekat Ka’bah, tidak jauh dari Multazam.
7. Muzdalifah dan Mina
Muzdalifah, kawasan antara Mina dan Arafah. Lokasinya sekitar 10 km dari Mekkah. Muzdalifah panjangnya kurang dari 4 km, berada pada satu wilayah sempit antara dua gunung yang berdekatan setelah Arafah. Mina, kawasan berbukit panjangnya 3-5 km, letaknya antara Mekah dan Muzdalifah. Jaraknya dari Mekah sekitar 7 km. Di Mina terdapat jamarat.
8.Raudhah (Madinah)
Di Masjid Nabawi terdapat Raudah yaitu tempat antara mimbar dan kediaman Rasulullah Muhammad Shallallaahu `Alaihi Wasallam semasa beliau hidup dan menjadi salah satu tempat istimewa bagi masyarakat muslim. Untuk mencapai Raudhah yang menjadi dambaan umat Islam harus bergantian sebelum masuk ke tempat itu untuk shalat, berzikir, berdoa dan membaca Al-Qur’an.